Kamis, 19 Agustus 2010

Kaderisasi

Apa ada arti yang spesial dari sebuah kata kaderisasi ??
mungkin dalam sebuah kamus di negeri ku, kaderisasi adalah sebuah proses untuk mencetak individu - individu unggul penerus bangsa, namun pada akhir-akhir ini , Kaderisasi telah menjadi suatu proses yang sakral terutama apabila kata "itu" dilaksanakan dan di terapkan di kampus tercinta ku,

pada awalnya proses kaderisasi di sana mempunyai tujuan yang baik , yaitu menjadikan seorang mahasiswa baru berjiwa kepemimpinan dengan tanggung jawab penuh dalam sebuah kedewasaan ketika dia berhadapan pada suatu permasalahan. tetapi dengan berjalannya waktu, proses ini menyimpang dari tujuan awalnya, proses ini menjadi ajang pembalasan dari senior kepada juniornya dengan melatarbelakangi tujuan dari sebuah kedewasaan itu sendiri. pendidikan fisik mental dan moral mereka terjangkan kepada setiap mahasiswa baru yang menimbulkan efek sistemik bagi setiap elemen yang ikut ambil di setiap kegiatan yang ada di dalam proses ini, dari sebuah trauma, surat peringatan rektor, sangsi skorsing dan yang paling parah adalah sebuah persepsi negatif yang di timbulkan , ini membuat setiap mahasiswa kebingungan apakah mau mengikuti kaderisasi ini atau tidak sehingga muncul golongan boikoters dan golongan pro pengkaderan. Hal ini sangat miris sekali, dimana proses pengkaderan yang seharusnya menjadi sebuah jang pemersatu dalam sebuah kumpulan mahasiswa , justru membuat kumpulan mahasiswa tersebut terbelah menjadi 2. nah mungkin ini beberapa permasalahan yang menyeleweng dari pengkaderan yang di rasakan oleh seorang atau beberapa mahasiswa baru.

sedang kan efek yang timbul terhadap senior yang melaksanakan kaderisasi tidak tampak signifikan , hal ini di karenakan sebuah momentum ini adalah sebuah momentum "pembantaian" yang menjadikan hal ini sebagai sebuah kegiatan yang dampaknya di rasakan oleh objek proses kegiatan dan kemungkinan juga tidak di rasakan oleh subjek pelakasana kegiatan. untuk subjek pelakasana kegiatan , efek yang timbul adalah munculnya sikap arogan dan sebuah sikap angkuh yang di tunjang dengan sifat sok tau dan sok berwibawa serta sok tua . mungkin beberapa sifat tadi adalah sebuah sikap dimana memang telah menjadi tuntutan sebagai salah satu tugas pelaksana proses pengkaderan , namun lama-lama ini telah menyatu dalam diri mereka sehingga muncul sebuah kebiasaan akan sikap2 diatas tersebut yang tidak langsung dirasanakan oleh senior tersebut.

mungkin itu segilintir persepsi yang saya tahu tentang proses pengkaderan selama ini, sungguh sangat miris sekali diman institute saya yang berbasis teknologi justru mahasiswa sangat menaruh simpati yang sangat tinggi terhadap sebuah proses kaderisasi dari pada melakukan riset atau penelitian untuk mendapatkan sesuatau yang berguna bagi bangsa dan negara. Seharusnya proses kaderisasi adalah sebuah program sampingan yang dilakukan untuk membiasakan seorang anak yang naik tingkat dari seorang siswa menjadi seorang mahasiswa, tapi sungguh sangat ekstrem sekali karena ada beberapa anak yang telah menjadi subjek pelaksanaan pengkaderan rapat sampai jam 4 pagi untuk membahas proses pengkaderan dan mentelantarkan tugas kuliah nya sendiri. dan ketika ditanyakan kenapa demikian , pasti jawabanya adalah itu sebuah pilihan ,

PILIHAN ????
PILIHAN ATAU TUNTUTAN BUDAYA ???

ini lah yang menjadi suatu hal yang lucu sekali , dimana mereka berkata serius tentang pengkaderan organisasi dengan latar belakang mendkung rakyat tapi mereka sendiri tidak pernah merasakan apa yang terjadi di masyarakat sekarang, mereka cuma tau berdasarkan apa yang mereka kaji dengan teman seorganisasi mereka tanpa tau keadaan sebenarnya setiap hari seperti apa, bagaimana mereka tahu , kalau senin sampai kamis mereka di kampus , jmat sampai minggu mereka ada kegiatan , dan disetiap harinya mereka rapat dan kuliah sampai malam. owh lucu sekali kan , bagaimana seorang mahasiswa yang berjuang untuk rakyat tetapi mereka sendiri tidak pernah menjadi seorang rakyat yang sebenarnya. bagaiman bersosialisasi dengan tetangga, melayat tetangga yang meninggal, kerja bhakti setiap minggu , menjadi karang taruna yang justru merupakan sebuah organisasi kepemudaan yang benar - benar langsung terjun dalam dunia kerakyatan . ya inilah kehidupan kampus sekarang , apakah berubah atau tidak ya tergantung kita masing-masing dan sekali lagi kembali ke pernyataan saya tadi . ini semua adaah sebuah pilihan dari diri sendiri atau tuntutan dari sebuah budaya yang telah ada .

2 komentar:

  1. satu kata dari saya: bubarin aja organisasi kayak begitu!!!!
    hehehe....
    ...dan bentuk organisasi baru atau perkuat organisasi kepemudaan yg bener2 bisa menjawab kebutuhan rakyat!

    BalasHapus