Kamis, 10 Februari 2011

Sebuah Bentuk Reformasi

"krisis adalah takdir sebuah bangsa !! yang menjadi masalah bukanlah krisis yang menjadi sebab runtuhnya sebuah kedigdayaan sebuah negara, tetapi melainkan kelangkaannya sebuah pahlawan yang bisa memberikan sebuah kontribusi untuk membuat bangsanya bangkit menuju kedigdayaannya kembali "
(Dalu Nuzlul Kirom)

sebuah jawaban yang saya dapatkan ketika sedang berbincang dengan seorang presiden BEM ITS beberapa waktu saat rakorwil BEM SI di pamekasan. melihat gejolak demokrasi di negara mesir yang sudah mencapai puncaknya, saya menjadi terharu dan berfikir bagaimana sebuah negara menjadi terpecah belah dan saling bertarung antar sesama manusia yang sebangsa dan setanah air? nah itu adalah sebuah bentuk hasil politik kawan, yang berkuasa yang akan menang, tidak ada kekuatan yang lebih busuk dari sebuah politik !! saling menjatuhkan, mempermainkan manusia dibawah khodratnya demi sebuah bongkah kekuasaan diduniawi terlebih-lebih pada kehidupan nya yang sementara ini


.

indonesia telah melewati masa-masa sulit itu. 1998 dan 1999 adalah sebuah masa kelam menjelang masa millenium baru !! bagaimana tidak? disaat semuanya terlihat lancar dan Indonesia telah masuk pada era lepas landas.. justru masuk dalam sebuah lingkaran reformasi yang tidak jelas. semua sedang bingung memfikirkan bagaimana negara ini akan berkembang. sehingga tidak terlintas dalam pikiran bahwa rakyat kecil sedang tertekan dalam lintasan ke miskinan yang tak tau bagaimana untuk menyelesaikannuya itu.

ayo semuanya warga seluruh di Indonesia !! bapak-bapak, ibu-ibu, anak-anak, teman-teman. para saudara dan semuanya dari seorang presiden direktur sampai tukang sol sepatu yang menyeret kakinya untuk mendapat uang recehan, mari kita bersatu menjadi negara yang besar dengan membawa sebuah keindahan kebersamaan !! mari kita bangkit dari tidur kita !! bermimpi saja tidak cukup untuk membuat bangsa kita bangkit melawan arus jaman dan teknologi yang sedang berkembang. ayo kawan-kawan mari kita bersatu menjadi negara yang besar. negara yang berkuasa tanpa kediktatoran dan menjujung tinggi nilai-nilai nasionalisme hak asasi manusia yang telah di sepakati bersama. hindari semua konflik horisontal yang ada, karena sangat sungguh ironis ketika beberapa dari kita saling membakar tempat peribadatan dengan berdasarkan kepentingan sekelompok orang semata. kita hidup di negara PANCASILA dan kita harus menjujung tinggi nilai-nilai keistimewaan hati sehingga tidak merasa tercekam karena kekuatan yang tersalah gunakan.




apa anda mendengar kabar akhir-akhir ini kawan tentang warga ahmadiyah yang diserang beberapa ormas dan beberapa gereja yang terbakar? apakah itu semua mencerminkan seorang manusia indonesia? apa mereka tau bagaimana toleransi harus diterapkan? ayolah kawan-kawan bangsa kita akan menangis melihat sikap kita yang seperti anak kecil begini, jangan pernah menyerah dengan hawa setan teman-teman, kita harus yakin dalam hati kita bahwa negara kita akan bersatu secepatnya dengan penuh kedewasaan, bukan dengan sebuahn tekanan. tidak peduli anda agama apapun, suku mana pun, dan berdomisili dimanan-mana, yang patut kita sadari adalah bahwa kita :

satu tanah air tanah air Indonesia
berbangsa satu bangsa Indonesia
dan berbahasa satu bahasa Indonesia

"sesungguhnya perdamaian itu indah dan ketentraman adalah kunci dalam sebuah kehidupan"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar